Salah satu cara memanfaatkan sampah bekas yang berupa kaleng adalah untuk menanam sayur mayur. Selain mengurangi tumpukan sampah, hal ini bisa membantu memenuhi kebutuhan pangan keluarga. JIka ingin menekuninya bahkan bisa menjadi peluang usaha. Oke kita simak artikel tentang penanaman sayuran dengan memanfaatkan kaleng bekas yang dilakukan oleh bapak Kasino, pekebun sayuran di Tandes, Surabaya, Jawa Timur. Bisa ditiru khan, yang perlu diingat adalah bagaimana cara penanamannya, media yang digunakan termasuk kaleng dan tanah serta pupuknya dan penyiramannya 🙂
=================
Vertikultur Kaleng Susun
Sumber : http://www.trubus-online.co.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=12&artid=1141
Kaleng bekas biasa dibuang ke tong sampah. Namun, tidak bagi Kasino, pekebun sayuran di Tandes, Surabaya, Jawa Timur. Ia mengumpulkan kaleng-kaleng bekas berukuran 5 kg sebagai bahan vertikultur alias budidaya tanaman sistem bertingkat.
Pemandangan itu sungguh kontras. Di sudut kebun seluas 700 m2, kaleng-kaleng bekas menggunung; 200 m dari tumpukan itu tampak panorama hijau segar. Sepuluh kaleng disusun vertikal setinggi 2 m dan diperkuat dengan bambu. Seledri tumbuh subur di setiap ‘lubang tanam’ di dinding kaleng. Selain seledri, Kasino juga membudidayakan beberapa sayuran lain seperti bawang daun, cabai, sawi, dan tomat. Total jenderal ia menanam 30 sayuran berteknologi vertikultur.
Gagasan membikin vertikultur kaleng itu muncul lantaran Kasino dan Dadang Permadi prihatin sektor agribisnis kurang diminati. ‘Perlu inovasi dan menciptakan teknologi baru dalam bercocok tanam agar pertanian kembali dilirik,’ kata Kasino. Oleh karena itu sejak awal 2007 mereka merancang vertikultur di lahan 700 m2. Lokasi itu semula hanya ditumbuhi semak belukar. Mula-mula Kasino mencari kaleng cat bekas dan es krim berdiameter 15 cm (lihat ilustrasi).
Pria kelahiran 14 Oktober 1957 itu menggunakan campuran sekam mentah, serbuk gergaji, dan kompos, serta tanah sebagai media tanam sayuran. Kasino menyebut tiga media pertama sebagai otek alias organik tepat guna. Perbandingannya 1:1:1:1. Untuk komoditas umbi-umbian ia memanfaatkan campuran otek, sekam bakar, dan sekam mentah dengan perbandingan 1:1:1. Khusus untuk padi, ia memilih sekam mentah, serbuk gergaji, dan kompos untuk media tanam.
20 kg/m2
Vertikultur memang bukan hal baru di tanahair. Sejak 1990-an teknologi budidaya itu sudah diterapkan. Umumnya pekebun menggunakan bambu, polietilenchlorida (PVC), dan pot. Namun, Kasino justru memanfaatkan barang bekas. Dengan sistem budidaya vertikal, sangat memungkinkan untuk melakukan intensifikasi. Bayangkan, di sebuah kaleng Kasino membuat 45 lubang tanam. Padahal, di luasan 1 m2 ia membuat 4 susun vertikultur. Satu susun terdiri atas 10 kaleng. Oleh karena itu jumlah lubang tanam dalam 4 susun mencapai 1.800 buah.
Dari 4 susun vertikultur di lahan 1 m2, ia memetik rata-rata 20 kg seledri. Sekilo seledri terdiri atas 4 rumpun tanaman yang masing-masing terdiri atas 10 tangkai. Di pasaran harga 3 tangkai seledri Rp1.000, sehingga Kasino memperoleh minimal Rp266.000. Bandingkan dengan produktivitas seledri yang dibudidayakan secara konvensional. Menurut Husin Kusnadi, pekebun sayuran di Bandung, produktivitas seledri rata-rata 8 kg per m2. dengan harga jual Rp4.000 per kg, pendapatannya hanya Rp32.000. Artinya, produktivitas seledri vertikultur lebih tinggi daripada seledri konvensional.
Menurut Dr Agus Suryanto, ahli budidaya tanaman Universitas Brawijaya Malang, vertikultur berproduksi tinggi amat wajar sepanjang pasokan nutrisi terpenuhi. Sumber hara di kaleng bekas itu amat terbatas. Oleh karena itu pekebun vertikultur menambahkan pupuk untuk mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Dengan penambahan pupuk itulah produktivitas sayuran vertikultur tetap tinggi.
Selain menghemat lahan, metode itu juga minim perawatan. Untuk penyiraman, cukup memutar kran. Campuran air dan nutrisi di tandon yang posisinya lebih tinggi daripada susunan vertikultur mengalir ke pot teratas. Kasino menutup permukaan atas setiap pot tertinggi dan membuat puluhan lubang berdiameter 2 mm. Larutan nutrisi mengalir ke pot di bawahnya, begitu seterusnya hingga pot paling dasar. Dalam sehari larutan nutrisi diberikan 3 kali, sebanyak 2,5 l. ‘Dengan cara ini bisa menghemat air yang terbuang sampai 100 kali lipat,’ tambah Kasino.
Hemat
Nutrisi pertumbuhan terbuat dari gula dan unsur-unsur lain yang difermentasi selama sepekan. Kasino memasukkan campuran 1 liter nutrisi ke dalam 20 liter air. Cairan itu berfungsi sebagai sumber unsur hara yang diperlukan tanaman untuk tumbuh. Hasilnya, pertumbuhan lebih cepat, panen lebih cepat, dan produksi meningkat. Walau dalam 1 kaleng ditanami puluhan tanaman, tidak akan terjadi kompetisi, karena unsur hara yang diperlukan sangat melimpah.
Kasino menuturkan biaya produksi untuk membuat satu rangkaian vertikultur terdiri atas 10 pot hanya Rp30.000. Biaya lainnya hanya untuk perawatan. ‘Tidak sampai Rp5.000 per kaleng, karena semua peralatan dan media tanam bisa digunakan lagi,’ kata Dadang. Media tanam bisa digunakan sampai 3 kali penanaman. Namun, menurut Sunandi Kertawijaya, pekebun vertikultur di Bandung, Jawa Barat, budidaya bertingkat lebih mahal. ‘Semua alat kan harus dibeli, termasuk nutrisi untuk tanaman. Budidaya konvensional, semuanya sudah tersedia di tanah,’ ujar Sunandi.
Keuntungan lain? Pekebun dapat mengatur waktu panen. Padi misalnya. Jika di sawah hanya 2 kali panen dalam setahun, dengan vertikultur bisa diatur sampai 5 kali panen. Dengan kelebihan itu wajar jika Kasino dan Dadang berencana melebarkan lagi kebunnya. (Lani Marliani/Peliput: Nesia Artdiyasa)
Box
Teknik Kaleng Susun
Siapkan kaleng bekas cat ukuran 5 kg
Lubangi sekeliling kaleng
Masukkan media tanam
Tanam benih sayuran dalam lubang tanam
Susun kaleng bertumpuk
Wah..
Bagus banget nih idenya.
So..kalo ada foto tambah akurat nih..
Bravo lah tani Indonesia..
Tingkatkanlah terus daya kreasimu yg berguna bagi bangsa.
bener ya kita harus sangat peduli dengan lingkungan yang kita cintai ini….
Sangat menarik saya baca dan menjadi tertarik utk dicoba didaerah saya. terutama di Kabupaten Bogor. Mudah-mudahan informasi ini bisa diaplikasikan didaerah saya. Waturnuhun…..
wah wah ni yang saya cari……… menanam sayuran dari kaleng……… karena saya tertarik banget untuk…….. berbisnis yang satu ini…….. usaha buat beli laptop ma modem.. supaya bisa internetan dirumah… karena ini kendalaku untuk menjadi seorang blogger…… ga punya laptop n modem………… kalau ngeblog di warnet……. lebih boros……
boleh jga tu tipsnya akn gue cba jga. mumpung liburan ni ga’da kerjaan.
mantap….ide yang oke tuh..aku baru mencoba menanam seledri dalm polibeg..d tunggu info terkininya
menarik infonya. Saya perlu foto dan alamat lengkap tandes di mana alamat lengkapnya?
Tq
bagus pak slain peduli lingkngan jg bisa berhemat tempat and cocok buat masyarakat kota yang notabene gak punya lahan yg cukup luas ,.namun masih bisa berkebun ,…tampilkan fotonya pak biar lbh siiip
saya yg baru baca merasa akgum dan tertarik krn hampir lahan yang skr sudah mulai kurang , kebetulan saya orang sidoarjo boleh tdk kita kesana , klau boleh tolong alamatnya ya , sukses selalu
menarik sekali patut dicoba nih………… tp kok gak ada fotonya pak.. saya jg baru mau buat pengolahan sampah organik untk dijadikan kompos. kan bisa juga buat media tanam
ya nih, aku lagi nanem cabe di dalam pot, ada juga yang diplastik keresek didasari bekas tempat nasi berkat, usianya baru 40 hari, dari 25 pot yang pertumbuhannya bagus ada 4 pot, yang laing kurang bagus, 5 pot ujungnya dimakan kucing, gimana caranya biar tumbuhnya sehat n cepat panen… pengin juga nanem tomat tuh…
klo sy lagi mau merintis membudidayakan seledri….
yg menurut sy…, perawatannya lbh mudah dibanding tanaman lainnya….ya seperti tomat dan cabai misalnya….
oia….bangkali teman2 ada yg bisa ngasih tips?/ saya ingin sekali menanam cabai…ya tentunya menanam dlm pot,, saya sdh sering mencoba menanam cabai,,,,tapi begitu berbuah….blm smp tua bener…(merah) itu sdh keburu busuk…padahal, penyinyaramannya gak berlebihan juga….kenapa bisa begitu ya…??? tolong ksh saya tips ya….???/ thax …
saya sangat setuju dengan uswah yang di tuliskan di atas, apabila kita ramah dengan lingkungan , maka alam akan ramah juga dengan kita. Tapi kita lihat kondisi sekarang malah sebaliknya…. saya ikuti program anda,,,, thanks ilmunya
maaf ikut nimbrung…..saya bukan ahli di bidang tanaman tapi saya punya beberapa petani bina-an yang menanam bawang merah,cabe dll…cabe busuk itu di sebabkan curah hujan yang terlalu tinggi,atau pupuk kimianya terlalu berlebihan…saya sarankan…pakai media tanam tanah,sekam,pu2k kandang..dengan perbandingan 1:1:1 di diamkan selama 2-4 minggu kemudian siram dengan pupuk organik(banyak di toko pupuk) setelah 3hari penyiraman tanam…untuk hama campurkan daun-daunan yang pahit semprot ke bagian batang,daun dan buah…cape nilisnya,,hehehe kurang jelas hub: dul 0818235317
gimana caranya untuk langkah2 awal sampai berhasil
menarik … bisa dicoba nih
kalau cabenya busuk pertanda bahwa, tanahnya tidak steril alias ada penyakit dari dalam tanah yang menyerang akar, juga kalau terlalu banyak pupuk, tanaman jadi layu, kepanasan karena pupuk berlebihan
menarik. bahan untuk aktifitas sehat dan produktif setelah pensiun
Bagi saudara saya yg belum dapat bekerja mari ikuti ide pak Kasino, siiiiip
lebih asri dilihat bila disertai foto-fotonya.
iya lumayan lho ternya, berkebun di rumah….. sangat menyenangkan, uwang dapet, hobby tersalurkan,
1 kaleng ada 45 lubang tanam? yg bener dong. mana bisa?